Jumat, 15 November 2013

SEJENAK BERPIKIR TENTANG DESA GILIREJO BARU

       Sungguh suatu kebanggaan aku di lahirkan di desa yang amat terpencil ini.Masa kecil yang sudah terhiasi dengan berbagai kisah sedih senang dan dihiasi basah peluh keringat aku bekerja sambil sekolah hingga sampai jenjang perguruan tinngi.Aku terlahir dari keluarga amat sangat miskin....tapi dengan kondisi itu semua membuat aku menjadi kuat.Setelah aku cukup dewasa dan dengan kesombonganku merasa mampu berbuat sesuatu di Desa gilirejo baru maka aku di takdirkan menjadi seorang kadus di desa ini.Hemm bisa di katakan untuk menuju desa Gilirejo Baru sungguh amat sulit mengingat jalan yang satu-satunya yang menjadi akses ke desa ini sudah lebih dari 15 tahun tidak di bangun lagi,padahal potensi ekonomi,wisata,dan semangat warga masyarakat yang guyup rukun bersatu padu untuk Indonesia ini sungguh luar biasa.
       Bila ada para pengguna jalan yang kebetulan  ada  acara mancing atau keperluan lain pasti yang di keluhkan pertama adalah masalah jalan....tapi juga membuat kenangan yang tak terlupakan yaitu habis berkunjung di desa kami pasti pulang langsung nyari tukang pijet.dari berbagai kekurangan tadi Desa kami juga menyimpan pesona yang luar biasa di antaranya masih terpelihara dengan baik adat istiadat yang mencerminkan kerukunan,tradisi sambatan,nyadranan,dan lain -lain semuanya masih terpelihara dengan baik
        Kami juga selau mendukung program -program pemerintah pusat dan daerah bahkan selalu mengikuti arahan -arahan dari pemerintah khususnya pemerintah kabupaten sragen.Misalnya kalau ada kartu jakarta sehat di Sragen sudah ada kartu SARASWATI yang bisa di peruntukan untuk warga dalam bidang kesehatn,maupun dalam bidang pendidikan.
         Desa gilirejo baru hanya di pisahkan dengan genangan air waduk kedong ombo dengan desa gilirejo Lama makanya ada gagasa dan impian kami semoga terwujud jembatan penghubung dua desa ..alangkah bahagianya kami bilamana ada jembatan tersebut.Mau ke kecamatan paling mentok 20 menit andai saja ada  jembatan tersebut.Tapi saat ini hanya sekedar nyari surat rujukan harus berjalan memutar hingga memakan waktu 1,5 jam.padahal ojek untuk sekali berangkat pulang pergi 50 ribu .Semoga gagasan-gagasan ini bisa terwujud hingga perasaan yang bahasa jawanya "cedak watu Adoh Ratu"tidak akan terjadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar